Diharamkan Ria (Pamer) dalam Beribadah
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَبَعْدُ:
Berkata Al Imam Al Habib Ahmad bin Zen Al Habsyi dalam kitab Arisalatul jami’ah sampai perkataan beliau
وَيَحْرُمُ الرِّيَاءُ فِي الصَّلاَةِ وَغَيْرِهَا: وَهُوَ الْعَمَلُ لأَجْلِ النَّاسِ.
Dan di haramkan ria baik di dalam shalat maupun di luar shalat , maksudnya di sini adalah haram ria kalau berkaitan dengan ibadah namun tidak di haramkan jika di kaitkan dengan hal yang mudah misalnya ingin di puji orang karena hebat bermain sepak bola itu boleh boleh saja, dll, yang tidak boleh adalah ria dalam hal ibadah , disini di haramkan ria dalam hal shalat ataupun di luar shalat maksudnya seperti shalat , ibadah , puasa zakat , haji, dll, maka hendaknya semua ibadah kita hanya karena Allah Swt maknya kita di sunahkan setiap niat mengatakan ‘’ Lilahi Ta’ala ‘’ mengucapkan lilahita’ala bukan wajib akan tetapi sunnah
Apa itu Ria ? yaitu ‘’ وَهُوَ الْعَمَلُ لأَجْلِ النَّاسِ’’ beramal karena manusia tujuanya hanya karena ingin di agungkan manusia , hanya karena ingin di hormati manusia orang orang yang memiliki sifat riya kebiasaan karena sejak dari dia kecil di tanamkan itu oleh pendidiknya seperti orang dari kecil kepingin menjadi ustadz , bukan karena Allah maka Nabi Saw menegaskan dalam haditsnya
من طلب العلم ليماري به السفهاء
’’ man tolaba ‘ilma li yumari bihi sufaha ‘’ yang artinya ; siapa orang yang menuntut ilmu tujuan nya untuk mencemooh orang yang bodoh , atau hanya untuk berdebat dengan orang bodoh kalau ketemu orang pintar tidak mau berdebat akan tetapi kalau bertemu orang yang bodoh selalu mengajak berdebat
اويكبِّرُ، به العلماء’’ atau bersaing dengan ulama jika ada seseorang yang alim yang bermanfaat untuk umat maka hatinya tidak senang , hasud atau ingin belajar hanya ingin ‘’ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ’’ hanya ingin di hormati oleh manusia di manapun kata nabi Saw barang siapa menuntut ilmu dengan niat seperti tadi ‘’ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ’’ maka siap –siap tempat kembalinya adalah neraka Allah Swt bukan syurga makanya ketika belajar maka niatkan karena Allah Swt, hal yang terpenting dalam ibadah wajib atapun sunnah adalah berniat hanya karena Allah Swt dan sekarang sahibul kitab masuk dalam pembahasan tentang yang membatalkan shalat
وَيُبْطِلُ الصَّلاَةَ: الْكَلاَمُ عَمْدَاً وَلَوْ بِحَرْفَيْنِ.
di antara hal –hal yang membatalkan shalat adalah berbicara dengan sengaja keluar dari bicara adalah gerak , gerak di sini tidak membatalkan shalat yang terpenting tidak lebih dari 3 kali gerakan yang berturut turut
1 . yang membatalkan shalat adalah berbicara yang di sengaja , bedanya kalau tidak di sengaja tidak apa –apa berbicara akan tetapi di batasi sampai 4 kata menurut imam ibn hajar dan 6 kata menurut imam ramli ‘’ kalau seseorang berbicara dengan sengaja tidak di maafkan walaupun 2 huruf misalnya ‘’ a ba ‘’ , ‘’ bat a ‘’ atau 1 huruf yang di pahami seperti dalam bahasa arab ‘’ ‘I ‘’ dengarkan ‘’ ni ‘’ tidur ‘’ ri ‘’ lihatlah, yang seperti ini satu huruf akan tetapi yang mengandung makna, hal yang seperti ini maka shalatnya batal, kalau lupa maka di maafkan sampai 4 kata atau 6 kata ini khilaf imam ibn Hajar dan imam Ramli sebabnya adalah hadits dari nabi Saw ‘’ Suatu hari Nabi Saw shalat dhuhur 2 rakaat lalu salam langsung bangun nabi Muhammad Saw sehingga di kejar oleh sahabat dzul bijaadain, maka shabat ini bertanya ‘’ kepada nabi ‘’, أَقَصُرَتِ الصَّلاةُ أَمْ نَسِيتَ ؟ يَا رَسُولَ اللَّهِ , apakah shalat ini sudah di potong atau engkau lupa ya Rasulullah ? maka nabi mengatakan كل ذلك لم يكن semua itu tidak terjadi kata nabi Muhammad Saw lalu dzul bijadain mengatakan بل كل ذالك قد كان يا رسول الله tidak ya Rasulullah semua itu sudah terjadi lalu nabi bertanya kepada sahabatnya ‘’ ASODAQO MA QO LA DZUL BIJADAIN ‘’ apakah betul yang di katakan oleh dzul bijadain di dalam riwayat sahabat mengatakan ‘’ BALA ‘’ iya ya Rasulullah” dan dalam riwayat yang lain mereka para sahabat hanya mengangguk yang kita perhatikan bukan perkataan dzul bijadain akan tetapi perkataan Nabi Saw ‘’ ASODAQO , MA YAQULU , MA YAQULU , DZUL BIJADAIN ‘’ apakah betul yang di katakana oleh dzul bijadain 4 kata dalam bahasa arab adapun dzul bijadain bicara panjang dengan nabi Muhammad Saw tidak masalah. Jadi kita kalau shalat berbicara itu membatalkan shalat jika pembicaraanya bukan kepada Allah dan bukan kepada Nabi Muhammad Saw, kalau berbicara dengan nabi Muhammad dalam shalat tidak apa –apa bahkan dalam rukun shalat tasahud yang terakhir ‘’ السَّلَامُ عَلَيْكَ , salam untuk mu Ya Rasulullah أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
kalau ‘’ ASALMU’ALIKA ‘’ salam untuk mu berarti orang nya ada nabi Muhammad Saw berarti hadir bersama kita sesuai firman Allah Swt وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ kapanpun kita mengucap salam kepada beliau maka beliau hadir yang jadi masalah adalah mata kita buta karena banyak dosa, jadi tidak melihat dan setiap kita mengucapkan salam kepada beliau , dan beliau menjawab langsung akan tetapi telinga kita tuli karena banyaknya dosa. Di dalam shalat kita boleh berbicara kepada Allah dan Rasulullah selain dua ini tidak boleh , bagaimana kalau di panggil orang tua ? kalau di panggil ketika kita shalat fardu maka kita selesaikan shalat fardu kita akan tetapi ketika di panggil dan kita sedang shalat sunah maka kita batal shalatnya dan wajib kita mendatangi panggilan orang tua kita , akan tetapi kalau yang memangil nabi Muhammad mau fardu mau sunah maka kita wajib mendatangi panggilan nabi dan shalat kita tidak batal karena Allah mengatakan ‘’ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا للهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ,
Semoga kita semua di jadikan orang orang yang faham akan syari’at Allah Swt dan semoga kita di berikan ilmu yang bermanfaat untuk umat nabi Muhammad Saw
walhamdulilahirabil’alamin
Jasaltu It’snain Majelis Rasulullah SAW
Senin 13 April 2015, Masjid Raya Almunawar Pancoran
Post a Comment